Kampus Abal-abal Tumbuh Bak Jamur, Sosiolog UI: Ada Perguruan Tinggi yang Nakal

Rajawalinews - Belakangan ramai dengan informasi menjamurnya kampus Abal-abal alias perguruan tinggi yang lahir tanpa ijin resmi yang kemudian oleh pihak Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) diambil tindakan tegas.

Tindakan tegas yang sering diambil oleh Kemendikbudristek itu bukan hanya berupa peringatan tetapi sampai pada penutupan kampus perguruan tinggi Abal-abal tersebut.

Anehnya, terhadap maraknya fenomena perguruan tinggi dengan kampus Abal-abal ini, hampir setiap tahun Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengumumkan penutupan.

Baca Juga: Info Penting! Jurus Jitu Memilih Kampus Perguruan Tinggi yang Tepat Bagi Mahasiswa Baru

Dari ribuan PTS yang ada diberbagai penjuru Tanah Air, banyak juga yang tidak terdaftar di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Ciri perguruan tinggi abal-abal tersebut biasanya dikenali lewat iklan biaya kuliah yang sangat murah dan tidak memadainya fasilitas kegiatan belajar mengajar. 

Baca Juga: Miris! 2 Kampus Kesehatan Terlibat Jual Beli Ijazah, Bayangkan Saat Tangani Pasien

Kurang ketatnya peraturan dari pemerintah ditengarai menjadi penyebab banyaknya perguruan tinggi baru, baik yang berbentuk universitas, sekolah tinggi, akademi, institut, dan juga politeknik.

Menurut Sosiolog dari Universitas Indonesia UI) Prof. Kamanto Sunarto, SH, PhD, Kemendikbud sebenarnya sudah memberikan persyaratan untuk mendapatkan izin mendirikan perguruan tinggi.

Baca Juga: Ahli Hukum 'Perang' Soal Proporsional Terbuka atau Tertutup, Warga: Tertutup Tuh Gak Etis Banget Deh

"Tetapi kenyataannya, meski kebanyakan kampus-kampus itu memiliki izin, banyak juga yang tidak mendapat izin, dan sampai saat ini masih menyelenggarakan pendidikan," ujar Kamanto kepada Okezone, Jumat 2 November 2012 dan dikutip Rajawalinews.id Minggu 3 Juni 2023.

Kamanto juga menuturkan, ada juga perguruan tinggi baru yang nakal. Seringkali, mereka diberi izin, tetapi kemudian menyalahi izin yang diberikan.

Baca Juga: Mau Kuliah? Cek Besaran Biaya Kuliah Per Semester 7 Kampus Ternama di NTT

Misalnya, perguruan tinggi itu tidak melaporkan perubahan keadaan yang  mereka alami, seperti dosen yang ternyata sudah diberhentikan, atau fasilitas yang tadinya ada menjadi tidak ada.